Disudut Sebelah Kanan

Sore kotaku masih sama. Disudut sebelah kanan itu kamu pernah berbagi keluh tentang bagaimana lelahnya kamu melihat roda angkutan umum yang berputar, sedihnya kamu melihat batu es yang mencair, juga marahnya kamu pada kucing kampung yang mencuri laukmu.

Pun disaat yang sama kamu berbagi mimpi tentang bagaimana kamu ingin ber-reinkarnasi menjadi seekor landak putih. Pertanyaan mengapa urung aku serukan, menikmati setiap abjad yang keluar dari mulutnya menjadi prioritasku.

Hariku biasa saja, tak yang istimewa. Namun kamu memaksa untuk aku terus bercerita. Sekali lagi aku katakan, hariku biasa-biasa saja tidak ada cerita yang harus ku bagi. Tapi yang pasti hariku selalu tentang kamu dan hatiku masih tetap merasaimu.

Tanpa kita sadari, waktu memberi kita ruang untuk berbagi. Kamu bercerita aku mencerna, kamu menyiapkan telinga aku menyusun kata. Pertemuan menjadi satu-satunya obat penawar rindu.

Aku telah memilih waktu terbaik untuk mencintaimu. Yaitu hari ini. Saat dimana kita menikmati sore sambil melihat roda angkutan umum yang berputar dan menunggu batu es hingga mencair.
Aku suka. Dengan irama ketika kamu bercerita. Menggebu juga membuat telingaku menagih. Ketika itu urusanku hanya satu, mengatur setiap detak jantungku searah dengan helaan nafasmu.

Komentar

Postingan Populer